Sabtu, 24 Maret 2018


Nama : Arini Okvitasari
Nim    : 175231033
Kelas  : PBS 2A


TUGAS 
METODOLOGI STUDI ISLAM

PONDOK PESANTREN KLASIK DAWAR

Jl. Dawar Manggis Mojosongo Boyolali

Pada saat pemberian tugas metodologi study Islam mengenai observasi sekaligus live-in di pondok pesantren selama 1x24 jam, awalnya saya bersama lima orang anggota kelompok saya bingung harus mencari pondok pesantren yang daerah tujuannya sudah ditentukan, yaitu Klaten, Boyolali dan Sragen. Sebab saya dan teman-teman sama sekali tidak berpengalaman untuk mondok bahkan tidak tau tentang letak pasti pondok didaerah yang sudah di tentukan tersebut. Akhirnya pada jum'at tanggal 8 Maret 2018 kami memutuskan untuk mencoba bersama-sama mencari pondok di daerah Klaten.

Pondok pesantren di daerah Klaten yang pertama kali kelompok saya kunjungi adalah PPTQ Ibnu Abbas. Awalnya kedatangan saya dan teman-teman disambut baik oleh pihak pondok. Kami dipersilahkan untuk duduk di tempat yang sudah disediakan sambil menunggu kedatangan pimpinan pondok. Setelah bertemu dengan pimpinan pondok,dipersilahkan perwakilan kelompok sebanyak dua orang untuk melakukan negosiasi kepada pimpinan pondok untuk izin melakukan observasi di PPTQ Ibnu Abbas ini. Namun sayangnya setelah melakukan negosiasi dari pihak pondok sendiri tidak memberikan keputusan pasti apakah saya dan teman-teman diterima atau tidak. Dari pihak pondok hanya meminta Homer telefon yang visa dihubungi agar apabila nanti keputusannya sudah benar-benar pasti maka akan segera dihubungi oleh pihak pondok.

Setelah dari PPTQ Ibnu Abbas tidak memberikan keputusan yang pasti akhirnya saya dan teman-teman bergegas untuk mencari pondok pesantren lain disekitar daerah tersebut. Kemudian saya dan teman-taman menemui pondok pesantren Qriya Qur'an. Sesampainya di pondok pesantren tersebut saya dan teman-teman bingung karena pondoknya sangat sepi dan tertutup selain itu di pondok tersebut tidak ada penjaga atau satpam yang bejaga-jaga. Akhirnya saya dan teman-teman tetap menunggu didepan gerbang pondok sampai ada oramg yang dapat saya dan teman-teman jumpai.

Tidak lama sekitar kurang lebih 10 menitan ada dua orang santri pondok datang menghampiri saya dan teman-teman. Lalu akhirnya segeralah saya dan teman-teman menjelaskan maksud dan tujuan datang ne pondok pesantren ini. Kemudian dua santir tersebut mempersilahkan untuk masuk sambil menunggu mereka memanggilkan ustazah mereka. Karea saya dan teman-teman datang ke pondok pesantren itu ketika waktu istirahat dan sholat dhzuhur akhirnya sambil menunggu ustazahnya siap saya dan taman-teman dipersilahkan untuk sholat dhzuhur terlebih dahulu. Setelah selasai saya dan teman-teman menunggu lumayan lama ustazahnya tak kunjung menemui. Saya dan teman-teman tetap menunggu disitu dan akhirnya datanglah ustazah itu. Saya dan teman-teman menjelaskan maksud dan tujuan kami datangke pondok tersebut namin pihak pondok tidak bisa memberikan keputusan karena semua keputusan perizinan dibawah pimpinan ustadz dan pada saat itu ustadznya berada di pondok laki-laki. Setelah menemui ustadznya akhirnya mereka mengizinkan. Namun pondok ini akhirnya dberikan kepqda kelompok lain karena kelompok saya ingin mencoba mencari pondok lain didaerah Boyolali.

Dan pada akhirnya saya dan teman-teman melanjutkan pencarian pondok di Boyolali. Akhirnya saya dan teman-teman berhasil menjumpai salah satu pondok klasik di desa Dawar kelurahan Manggis kecamatan Mojsongo Boyolali. Saya dan teman-teman sempat binging sebab sesampainya disana ternyata di daearah tersebut terdapat 3 pondok pesantren sekaligus. Saya dan teman-teman bertanya kepada salah satu orang disana dan bertanya tentang legal pondok pesatren dawar khusus putri. Akhirnya orang itu memberi tahu letak pondok pesantren Dawar putri saya dan teman-temanpun segera bergegas kesana.

Kedatangan saya dan teman-temanpun disambut baik oleh pihak pondok. Saya dan teman-teman dipersilahkan masuk dan di jamu dengn teh hangat dan berbagai makanan ringan hang konon makanan ringan itu adalah buatan santri dan satriwati pondok dawar itu sendiri. Dengan rasa hormat saya dan teman-teman menjelaskan maksud dan tujuandatang kepondok pesanteren dawar ini kepada kyai dan bu nyai. Setelah bernegosiasi panjang lebar pihak dari pondok mengizinkan kelompok saya untuk live-in selama 1x24 jam. Dan kelomlok saya akan mulai menetap pada hari kamis tinggal.

Akhirnya hari kamis tangga telah tiba saya dan teman-teman sampai di sana pukul empat sore. Sesampainya disana saya dan teman teman diantar kekamar untuk menaruh tas dan istirahat sejenak. Disana saya dan teman-teman langsung berbincang bincang mengenai kehidupan dipondok setiap hari. Karena saya dan tan teman datang di hari kamis malam jum'at dan pulang hari jum'at sore ternyata kegiatan di pondok pada hari itu libur atau free. Memang di pondok dawar ini hari kamis sore -jum'at itu tidak ada kegiatan atau bebas. Jadi saya dan teman teman langsung memulai mengumpulkan data-data terkait kegiatan rutin pondok yang berlangsung setiat hari.

Pondok Dawar memiliki tiga komplek yang tersebar di desa dawar itu. Yang pertama adalah komplek A yang dihuni oleh para santri laki laki yang mempelajari hukum Islam dan mengkaji kitab kitab. Sedangkan di komplek B difokuskan untuk bersekolah seperti sekolah madrasah atau Aliyah dan program belajarnya hampir sama dengan komplek A. Lalu di komplek C yang saya amati terdapat santriwati yang berjumlah kurang lebih 90 orang. Di komplek C sendiri para santriwatinya hanya di fokuskan untuk mengkaji dan menghafal Al Qur'an.

Pondok pesantren Dawar di komplek C diasuh atau dibawah bimbingan Kyai Achmad Jundan. Beliau tidak membebani para santrinya dengan memberikan ketentuan untuk menghafalkan Al Qur'an setiap hari. Namun, kegiatan hafal menghafal dilakukan secara fleksibel tau tergantung dengan santinya masing-masing. Karena menurut beliau setiap santri memiliki daya ingat dan suasana hati yang berbeda-beda. Jadi di komplek C ini seluruh kegiatannya bebas dalam pelaksanaan kegiatannya.

Komplek C dihuni atau ditinggali oleh santriwati yang berjumlah kurang lebih 90 orang dengan 5 kamar yang tersedia. Jadwal kegiatan setiap hati dari bangun tidur sampai tidur kembali yaitu seperti Setiap hari senin-kamis lagidiawali dark bangun pagi lalu langsung sholat subuh jam 04.30 kemudian dilanjutkan tadarus Al Quran,piket dan bersih Kamar. Kemudian jam 07.30 simaan Al Quran bagi pembaca dan penghafal. Dilanjutkan jam 09.00-10.00 itu nganji atau setoran hafalan. Setelah selesai hafalan kemudian istirahat kira kira jam 11.00-12.00. Sholat  dzhuruh jam 12.30 dan dilanjut istirahat makan dan lain lain. Kemudian 14.30 mulai ngaji Al Qur'an dan Jus Amma. Dan mulai jama'ah Ashar jam 16.30 setelah selesai kemudian dilanjut makan, mandi dan siap-siap untuk jama'ah sholat magrib. Bakda sholat magrib kegiatan selanjutnya digunakan bagi santri-santri yang sekolah kitab. Kegiatan sekolah kitab itu dilakukan oleh seluruh santri kecuali santri-santri yag sudah besar itu hanya 2 kali seminggu.

Untuk biaya administrasi pondok Dawar para santrinya haris membayar uang bulanan hanya sebesar Rp. 25.000,-.biaya itu digunakan untuk membayar biaya listrik, air, dan tempat tidur. Sedangkan untuk biaya makan setiap kamar memiliki koordinasi konsumsi maxing maxing jadi antara kamar yang satu dengan yang lain menu makan setiap harinya berbeda beda tergantung koordinasi kamar. Biasanya para santri makan hanya dua kali yaitu pagi dan malam saja.

Kegiatan malam jum'at adalah khitobah dilanjut dzibaan ( berjanjen) bersih-bersih kemudian sholat Isya' lalu kegiatan free seperti tidur, nonton tv biasanya sampai jam 00.00-01.00.kenudian jum'at lagi setelah sholat subuh para santri pergi ziarah makam lalu setelah itu kegiatan free Ada yang piket bersih-bersi simaan Al Qur'an dan lain-lain. Kemudian bakda sholat dzhur kegiatan selanjutnya adalah pengajian rutin setiap hari jum'at. Kemudian kegiatan malam sabtu -minggu sama dengan kegiatan rutin setiap hari senin-kamis.

Setelah mengamati kegiatan pondok selama 1x24jam perasaan saya sebagai orang awam yang sama sekali belum pernah mondok atau menjadi santri saya rasa memiliki kesan tersendiri sekaligus bangga dengan para santri yang bisa hidup mandiri jauh dari orang tua. Mereka sangat hebat menghabiskan hari hari mereka dengan menjadi orang yang selalu ingin dekat dengan Allah tanpa terbujuk oleh kemewahan dunia. Suasana kebersamaan, solidaritas dan persaudaraan mereka sangat kuat tanoa membeda-bedakan satu dengan yang lainyan.